Mantan Pekerja Migran Indoneia di Malaysia, Syahrul Hadi (32), merintis usaha bengkel dan jual sparepart motor di rumah Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat. Kini bengkel tersebut telah berjalan dengan mekanik nya mereka sendiri dan memiliki 5 orang kariawan.
“Membuka bengkel motor ini karena hobinya mengotak-atik mesin. Pulang dari Negara malaysia menjadi Pekerja Migran Indonesia ada 2016, membuka bengkel motor ini,” jelas Syahrul Hadi nama panggilan Rul saat ditemui dikediamannya di Gubuk Baru Desa Surabaya Utara Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur NTB.
Rul menceritakan, bengkelnya mulai dibuka sejak dari tahun 2016 lalu, tahun 2018 kembali berangkat menjadi PMI ke Malaysia untuk mencari penambahan modal, buat membeli alat-alat sepeda motor, sepulangnya kembali menjalankan usaha bengkel sepeda Motor sampai sekarang, dan menjual alat-alat motor seperti sparepart. setiap hari melayani jasa tambal bald an service motor, tidak pernah sepi dari pengunjung bahkan sampai malam kami bekerja katanya.
“Setiap hari ada saja pengunjung yang datang untuk service
motornya. Tidak pernah kurang dari 10 orang dalam sehari untuk membeli sparepart,
asesoris, tambal ban dan onderdil motor dan di bantu
kariawanya, merintis usaha bengkel motor sudah enam tahun telah berdiri. Ia
mengaku menghabiskan modal sebersar Rp 85 juta, dan bisa
menghasilkan 2 hingga 3 ratus ribu perhari,
Sementara itu, Ketua SBMI NTB Usman, S.Pd mengatakan patut di jadikan contoh oleh para PMI yang lain bisa mengembangkan minat dan bakatnya yang di miliki, sepulangnya dari luar negeri menjadi pekerja migran, buka usaha sendiri tempat tinggalnya, pulang dari luar negeri tidak menghamburkan uangnya, habis kembali menjadi PMI.
Masyarakat yang memilih menjadi PMI harus sukses, pandai menabung supaya bisa seperti yang lain dapat bangun rumah dan membuka usaha sendiri, pulan dari luar negeri tidak jadi pengangguran atau kembali menjadi PMI,
Berharap kepada pemerintah, dalam uu no 18 tahun 2017 tentang perlindungan PMI, setiap PMI yang pulang agar melakukan pendataan, pelatihan dan pemberdayaan terhadap purna PMI dan keluarganya, melalui CSR perusahaan ataupun CSR dari Remitensi PMI, ‘’kata Usman dalam keterangan tertulisnya,
0 Comments