Kepala SMKN 1 Batukliang Utara, Hamdi, S.Pd |
Loteng - Sebagai kepala SMKN 1 Batukliang Utara yang baru menjabat kurang lebih 3 setengah bulan, Hamdi, S.Pd berupaya mensinergikan core yang ada di SMKN 1 Batukliang Utara dengan potensi geografis dan sektor strategis yang sedang di kembangkan di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.
Adapun program sekolah yang sedang dilaksanakan yakni fokus pengembangan beberapa jenis buah dan sayur, seperti Melon, Selada dan Bokchoi untuk untuk membantu mencukupi kebutuhan UKM setempat (lesehan/angkringan sekitar wilayah Batukliang dan Batukliang Utara) sebagai penopang pengembangan sektor Pariwisata di Kecamatan Batukliang Utara, yang menjadi sektor strategis Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam hal ini SMKN 1 Batukliang Utara bermitra dengan pelaku usaha dan industri dalam mengembangkan pembelajaran di bidang-bidang keahlian agribisnis, menjalankan program magang, mendatangkan guru tamu, serta mengoptimalkan keterlaksanaan Teaching Factory. Selasa, (3/10).
"Kami sedang mengoptimalkan Program Teaching Factory melaui pembelajaran berbasis produk (barang ataupun Jasa). Pelaksanaan Product maupun project-based learning (pembelajaran berbasis Produk dan proyek), pada jurusan APHP kami selalu dorong agar berbagai produk yg dihasilkan dari PBM langsung dijual oleh siswa-siswi ke seluruh warga sekolah. Hasilnya mereka kelola lagi untuk produksi selanjutnya secara berkesinambungan.
Di bidang Perhotelan dan Usaha Perjalanan Wisata, sekolah juga membuka kerjasama dengan desa-desa se Kecamatan Batukliang Utara untuk bidang pariwisata, diantaranya ; Desa Aik Bukaq, Desa Lantan, Desa Mas-Mas, Des Aik Berik, Desa Karang Sidemen dan Desa Tanak Beak.
Hamdi juga mengatakan saat ini SMKN 1 BKU sedang mempersiapkan secara optimal progran Magang siswa Perhotelan ke Luar Negeri yg di Koordinasikan oleh SMKN 1 Sikur dan SMKN 1 Praya.
"Kami sudah mengundang orang tua/Wali siswa terkait program magang luar Negeri ini serta kami sampaikan beberapa program sekolah dalam mempersiapkan kompetensi siswa terutama Kenampuan berbahasa Inggris agar bisa sukses mengikuti seleksi magang luar negeri tersebut.
Alhamdulillah orang tua siswa menyambut dengan antusias apa yg sampaikan ujar pihak sekolah. Harapan kami banyak siswa-siswi yang berhasil dalam program ini, karena tentu jika sudah sukses magang di beberapa Hotel luar Negeri, maka kemampuan mereka tidak perlu diragukan lagi dan akan banyak DUDI khususnya di bidang Perhotelan akan tertarik merekrut mereka bekerja ujarnya.
Untuk program pengembangan kebahasaan, kami bersama dengan beberapa sekolah baik tingkat SD maupun SMP sedang menjalin kerjasama dengan yayasan "I-BUK-I" Bildungsforderung Indonesien e.V. yakni sebuah yayasan dari Jerman yang fokus dalam pengembangan kebahasaan di Indonesia, lanjut Hamdi.
Sementara dalam upaya pengembangan kelembagaan, sekolah sudah menjalin kerjasama melalui Program Sister school dengan beberapa sekolah, diantaranya SMKN 2 Mataram dan SMKN 3 Pujut Lombok Tengah serta saat ini sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan SMKN 4 Mataram.
Hamdi menjelaskan untuk program 11 strategi gemilang karya, saat ini sudah berjalan, diantaranya ; refocusing SMK (alat maupun SDM) sudah kita dapatkan manfaat berupa kebutuhan alat pertanian dan beberapa tenaga guru produktif, eko wisata/wisata belajar juga sudah berjalan ke daerah 3 gili di Lombok Barat, untuk BLUD sekolah masih berproses, karena syarat menuju BLUD harus mengoptimalkan program Teaching Factory (TEFA).
Kemudian untuk TEFA saat ini proses belajar mengajar terutama di bidang APHP sudah memiliki produknya (pembelajaran berbasis produk/PBL Based Learning) dan terlaksana dengan baik.
Link and Match, sekolah sudah bekerjasama dengan beberapa DUDI, dan yang terakhir Sabtu Budaya ; sekolah sesuai tujuannya, kegiatan Sabtu Budaya dihajatkan untuk menanamkan jiwa cinta budaya serta upaya pelestarian budaya lokal ke seluruh warga sekolah. Tidak kalah penting, kegiatan Sabtu Budaya juga merupakan ajang untuk siswa siswi menikmati Relaksasi dan memunculkan rasa senang dan bahagia, setelah jenuh belajar selama lima hari, papar Hamdi.
Produk APHP Unggulan SMKN 1 Batukliang sangat Unik.
Wakasek bidang Kurikulum Ratna Dwi Pramurti menambahkan produk APHP yang dihasilkan saat ini sudah banyak, diantaranya : ada permen rela hepi terbuat dari jahe, lalu ada keripik biduan yang berasal dari biji durian, telur asin rasa bawang, selai nanas, dan teh kelor Sabatur.
Sementara untuk Agribisnis tanaman pangan dan holtikultura sekolah menyediakan bibit cabai dan sayur unggul, alat mesin pertanian ( alat pencacah, pemecah bumbu, alat untuk memecah durian, dan alat pemecah kelapa ).
Untuk produk unggulan sekolah saat ini masih ada pada permen rela hepi, karena dianggap unik dan simple. Bahan yang digunakan juga sangat mudah yaitu jahe, gula aren, dan serai, papar Ratna.
Kepala Bidang SMK M. Khairul Ikhwan mengatakan setiap SMK harus memiliki inovasi dan program yang berbeda, agar ketertarikan masyarakat ke SMK menjadi semakin tinggi terutama dalam program satu siswa satu usaha.
Lanjut Ikhwan, program satu siswa satu usaha itu dilakukan untuk menanamkan Mindset kewirausahaan sejak dini kepada peserta didik SMK lantaran hal itu cukup menentukan bagi masa depan mereka nantinya.
‘’Memang bagi beberapa orang program satu siswa satu usaha ini dianggap skeptis terlalu berkhayal. Namun sejatinya, kita wajib menanamkan sejak dini bahwa siswa SMK itu harus berwawasan wirausaha," kata Ikhwan.
Pola kerja program itu sederhana, yaitu siswa kelas 10 belajar seperti biasa sesuai Pergub 75 Tahun 2020 Tentang Revitalisasi SMK. Namun ketika siswa sudah kelas 11 maka mereka diminta untuk membuat profil satu buah produk.
"Nah, Produk ini kemudian dioptimalkan dan kembangkan, ketika di sekolah mereka rajin saling berdiskusi sesama siswa, dengan guru dan dengan guru tamu dari industri yg datang ke sekolah," ujarnya.
Sementara saat berada di luar sekolah, siswa pun harus aktif dalam mengoptimalkan produknya dengan belajar menjual, belajar sinergi dengan UMKM, belajar lewat media, dan berbincang dengan siapapun seputar produknya itu.
Ia mengakui bahwa di awal-awal tentu akan banyak kendala yang akan dihadapi oleh siswa, seperti enggan bertanya, keberanian menjual produknya, kemampuan berdiskusi bertanya dan mempresentasikan produknya tersebut.
Namun Ia optimis, seiring dengan waktu mereka akan tumbuh dengan sendirinya. Keadaan akan membuat mereka harus menyesuaikan diri. Yang kemudian pada akhirnya nanti profil lulusannya akan sama sekali berbeda dari yang lain. Karena mindsetnya berkembang, dan memiliki banyak kemampuan yang dibutuhkan ketika lulus SMK, tandasnya.
0 Comments