Ketua Himpuanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Lombok Timur Usman, S.Pd. mengajak pengurus Himpaudi untuk melakuakan pencegahan tehadap Bullying atau perundungan antar murid yang marak terjadi di sekolah mendorong sekolah melibatkan orang tua murid.
“Peran kita untuk mendorong satuan pendidikan untuk melibatkan orangtuanya di sekolah dan peran guru sangat vital dalam mencegah adanya bullying antar murid. kejadian bullying muncul dalam berbagai bentuk mulai dari intimidasi, mengejek, atau dalam bentuk kekerasan fisik. Kata Usman di selong hari selasa, 16/7/2024.
Menurut Usman yang juga selaku ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Nusa Tenggara Barat mengatakan bullying bisa menyebabkan hilangnya nyawa korban akibat kekerasan langsung atau korban yang memutuskan mengakhiri hidup akibat tidak tahan terus di-bully.
"Saat siswa berada di lingkungan sekolah, tentunya secara penuh mereka berada dalam pengawasan dan tanggung jawab guru, sehingga guru memiliki frekuensi yang tinggi dalam berinteraksi dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas,
Sambung Usman Guru harus dapat mencegah bullying di sekolah dengan Melakukan Bullying Awareness Program Mengajarkan cara menangani konflik secara langsung dengan asertif Berdiskusi tentang dampak bergosip Mengajarkan keberagaman," ujarnya
Ada 5 cara untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah seperti;
1.Harus Waspada guru di sekolah lebih waspada terhadap tanda-tanda praktik bullying. Guru mengawasi banyak siswa dalam satu waktu tentu merupakan tantangan tersendiri tetapi bukan mustahil untuk dilakukan.Perilaku kecil yang dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti tatapan mata tajam yang ditujukan hanya pada satu siswa tertentu atau memanggil nama teman dengan ejekan.
2.Peduli dengan Murid Saat ada indikasi siswa melakukan intimidasi pada siswa lainnya, guru harus merespons. Begitu pula jika terdapat siswa selaku korban bullying yang menceritakan pengalamannya, guru sebaiknya menunjukkan kepedulian.
3. Jeli dan Peka Guru perlu menyadari fakta yang terlihat di depan mata. Banyak kejadian tersirat yang membutuhkan kejelian dari para guru, khususnya dalam mengidentifikasi tanda perilaku bullying.
"Perlu disadari bahwa bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapapun, bahkan oleh siswa yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik juga berprestasi, atau juga oleh siswa yang nampak dalam kesehariannya sebagai siswa yang pendiam," jelasnya.
4.Menciptakan Ruang Kelas yang Aman Ruang kelas yang aman tidak hanya aman digunakan saat belajar. Akan tetapi juga adanya rasa saling menghormati, saling mendukung, rasa aman untuk berinteraksi, bebas berekspresi, termasuk siswa mau bersuara saat menyaksikan perilaku bullying. Guru dapat membantu membangun kedekatan antar siswa, sehingga mereka merasa saling terhubung satu sama lain.
"Guru juga harus dapat menyediakan dokumen anti-bullying yang ditandatangani oleh seluruh orangtua dan siswa untuk menunjang terciptanya lingkungan kelas yang aman, tentunya dalam dokumen penting untuk menyertakan konsekuensi yang membangun bagi siswa yang melanggar dan prosedur penyelesaian masalah," paparnya.
Guru harus melibatkan orang tua di sekolah untuk menciptakan sekolah aman dan nyaman dan cara melakukan mencegah bullying di sekolah. jika ada kejadian yang mengarah pada perilaku bullying, guru bisa bersama –sama dan menginformasikan hal tersebut pada orang tua pelaku maupun orang tua korban.
Karena peran para orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya tentang cara bersikap dengan keberadaan nya di sekolah ikut terlibat mengajari mereka keterampilan sehingga mereka tahu cara twerhindar terjadi bullying. “Tutup Usman
0 Comments